Jakarta, Suara Muslim
Sekretaris Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama H. Nahari Muslih menjelaskan proses penentuan awal Ramadhan tahun 1434 H yang jatuh pada Rabu 10 Juli 2013 M. Ia menyampaikan hal itu di gedung PBNU, Jakarta, Senin (8/7).
Menurut Muslih, LFNU telah melakukan pengamatan hilal di 90 tempat strategis di seluruh Indonesia. “Sore tadi, kita sudah berkoordinasi dengan pengurus LFNU di seluruh Indonesia, di 90 titik yang resmi, itu hasilnya sebagian 80 persen mendung. Ada yang 20 persen cerah di Gresik (Jawa Timur), di Pelabuan Ratu (Jawa Barat) karena hilal masih kecil sehingga tidak terlihat,” jelasnya.
Dengan demikian, sesuai dengan hadits Rasulullah yang mengatakan, “Kalau kamu berpuasa, maka lihat hilal, kalau kamu buka puasa, melihat hilal. Kalau tidak terlihat (hilal) genapkanlah”. Artinya bulan Sya’ban tahun ini jadi 30 hari.
Oleh karena itu, PBNU melalui Lajnah Falakiyah NU menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1434 H jatuh pada hari Rabu tanggal 10 Juli 2013 M. “Rukyatul hilal yang dilakukan PBNU adalah mengikuti perintahnya Rasulullah,” tambahnya.
Lebih jauh Muslih menceritakan kiprah LFNU. Menurutnya, diawali dengan berkumpulnya ahli hisab NU di Lajnah Falakiyah PBNU, ditambah ahli-ahli falakiyah lain untuk melakukan perhitungan sesuai dengan metode-metode yang berlaku, “Sekitar 25 metode yang dikumpulkan,” katanya.
Setelah dikumpulkan, diadakan rapat penyerasian hisab. Dari seluruh metode itu ada formula tersendiri, namanya hisab penyerasian. Dari situ, Lajnah Falakiyah menentukan hisab penyerasian Nahdlatul Ulama, kemudian dituangkan dalam kalender resmi PBNU.
Meskipun telah dicantumkan di kalender itu, kata Muslih, LFNU tetap berpedoman kepada hasil rukyatul hilal atau pengamatan langsung.
Abdullah Alawi/ NU Online
Tidak ada komentar
Posting Komentar